Apa sih yang enggak ada di Jakarta? Semua nyaris tersedia termasuk jika kangen dengan bakmi Jogja. Pastinya tak perlu jauh-jauh lagi harus datang kesana. Warung makan yang satu ini dijamin bisa jadi tempat melepas kangen pada bakmi kota gudeg.
Warung makan sederhana yang terletak di Jl.Raya Ragunan ini letaknya menghadap ke jalan sehingga mudah dilihat. Tempatnya didominasi warna biru bertuliskan "BAKMI JOGJA". Tadinya saya tidak terpikir untuk makan warung ini, meski jaraknya dekat dengan rumah. Berkat bujukan adik saya yang sudah mencobanya saya pun jadi tertarik.
Yang menarik perhatian saya adalah gerobak bakminya yang diletakkan di depan warung. Beberapa ekor ayam utuh goreng digantung di dalam gerobak, sedangkan tempat masaknya menggunakan 2 buah anglo besar. Hmm... pasti beda rasa dan aromanya kalau memasak menggunakan anglo pikir saya.
Yang tak kalah menariknya dari tukang masak sampai yang melayani pelanggan memakai seragam batik. Hebat kan? Biar sederhana mereka sangat mengutamakan pelayanan. Warung makan yang tidak terlalu besar ini ternyata baru buka jam 17.00. Setelah maghrib barulah warung bakmi ini mulai diserbu pembeli. Mulai dari yang makan di tempat sampai yang mengantri untuk dibawa pulang.
Setelah kami memilih tempat duduk kami memilih menu. Ada bakmi dan bihun yang ditawarkan goreng atau godok, nasi goreng, magelangan yang semuanya ditawarkan dalam satu harga. Kalau yang porsi biasa Rp 13.000 dan special Rp 17.000 (tambah ampela ati), istimewa Rp 21.000 (pake potongan sayap ayam). Cukup murah bukan?
Oh ya, untuk minuman tersedia teh, jeruk dan ronde. Untuk makanannya saya mencoba bakmi godog special. Selama menunggu pesanan datang kami disuguhkan pemandangan hilir mudik sang pelayan termasuk si juru masak. Anglo yang berisi arang panas terus menyala dengan bantuan kipas angin kecil, sang juru masak sibuk meracik bumbu dengan mie. Hmmm... harumnya sudah membuat saya makin lapar.
Akhirnya pesanan kami datang juga. Walau menggunakan piring biasa mie godok pesanan saya tampil menggoda selera. Dengan taburan bawang goreng, irisan ampela ati, ayam, daun bawang, tomat, dan acar di pojok piring saya mulai menyantapnya.
Wah... rasanya memang kurang pas kalau tidak memakai sambal. Ternyata mie godog ini lebih pas dengan campuran cabai rawit hijau utuh yang sudah tersedia di setiap meja. Saat menyantapnya keringat pun mulai berlelehan, selain karena mie yang masih panas juga pedasnya rawit. Apalagi ditemani kerupuk putih hmm... tambah nikmat dan lahap!
Menurut saya porsinya sangat pas dan cukup nendang. Mie godog kemepul panas ini juga cocok disantap kalau sedang flu. Pokoknya selain pas dilidah juga pas di kantong. Mau coba?
Bakmi Djogja Mas Komari
Jl.Raya Ragunan No.185
(depan Toko Foto Jaya /Konica,dekat Gelanggang Remaja PS Minggu,Jaksel)
* detikfood
Lihat juga : coffee bean, nelayan restoran, loewy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar