JIKA Anda sudah bosan dengan makanan-makanan manis gudeg dan angkringan, cobalah mencicipi hidangan Yogyakarta lainnya yang gurih, sate klatak.
Aneh memang mendengar nama sate yang satu ini. Selain berada di pinggiran kota, atau lebih tepatnya di warung-warung sepanjang Jalan Imogiri Timur dan Pasar Imogiri, Bantul, sate klatak juga memiliki citarasa yang berbeda dari sate-sate pada umumnya.
Warung-warung ini biasanya dikunjungi oleh para pria yang baru pulang kerja, karena jam bukanya pun dimulai dari sore hingga malam hari.
Untuk menghasilkan rasa yang gurih dan lezat, daging kambing muda yang dicampuri kuah berbumbu lada, garam dan kecap ini sebaiknya dipadukan dengan telur asin dan juga kerupuk. Tampilan luar sate klatak juga berbeda, dimana tusukan satenya menggunakan jeruji ban sepeda atau motor.
Konon, para pedagang mengartikan klatak sebagai suara tulang kambing yang berbenturan dengan sebilah pisau besar atau suara jeruji yang terjatuh ke lantai dan berbunyi "klatak".
Bagi Anda yang membawa uang sebesar Rp20 ribu, dijamin sudah bisa merasakan kenikmatan sate ini, namun yang tidak membawa uang berhati-hatilah karena jari-jari sepeda Anda akan dijadikan sebagai tusuk sate klatak.
* mediaindonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar