Rabu, 24 November 2010

Pauhi Mak Nyuss dari Ming

Jakarta - Sudah sejak lebih dari 15 tahun di Setiabudi One, Kuningan, Ming dikenal sebagai restoran yang menyajikan masakan Tionghoa halal, khususnya seafood. Dulu Ming juga hadir di Kelapa Gading, tetapi sekarang sudah tutup, dan diganti dengan Ming di Senayan City. 'Saudara' Ming yang lain adalah Taipan Restaurant (ada masakan nonhalal) di WTC Manggadua Jakarta dan di Medan. Semuanya merupakan anak perusahaan Tung Lok yang berpusat di Singapura.

Saya terkesan akan penguasaan product knowledge para waiters dan waitresses-nya. Mereka mengetahui secara rinci setiap item yang tercantum pada kartu menu, dan mampu pula dengan baik memberi saran kombinasi menu bagi para tamu.

Pilihan saya untuk makan siang adalah: Steamed Geoduck (mulai dari Rp 48 ribu/100 gram, harus dipesan dulu), Sapo Nasi Merah Seafood (Rp 78-156 ribu), dan Angsio Tahu Pauhi (Rp 88 ribu/orang/promo).

Geoduck memang belum punya terjemahan resmi dalam bahasa Indonesia. Kebanyakan kita salah membacanya sebagai 'jiodak'. Padahal, harusnya dibaca sebagai 'guidak'. Teksturnya agak mirip kerang bambu (bamboo clam) - halus, tidak berserat, kenyil-kenyil. Sajian ini dikukus dan ditaburi bawang putih cincang goreng kering, dan daun ketumbar (cilantro). Sapuan tipis minyak wijen membuatnya lebih harum. Cocok untuk hidangan pembuka yang ringan. Sip markusip!

Masakan angsio-nya sangat spesial. Baby abalone dikukus dengan tingkat kematangan yang sangat pas. Terasa mulus dan empuk menyapu lidah. Tahu halus buatan sendiri dilapisi dengan pocay cincang, lalu digoreng sebentar untuk mengencangkan keenam sisinya. Keduanya ditumpuk di atas lambaran pocay kukus, lalu disiram dengan saus tiram lembut dengan hint bawang putih. Mak nyuss!

Sapo nasi merahnya sepintas mirip dolsot bibimbap, makanan khas Korea - yaitu nasi campur sayur dengan daging sapi cincang mentah dan telur ayam mentah yang disajikan dalam mangkuk batu panas. Setelah diaduk, semuanya akan menjadi matang.

Nasi merah dibumbui seperti layaknya nasi goreng tanpa kecap manis. Isinya jagung pipil, potongan wortel, daun bawang, telur, udang, dan scallop. Gurihnya pas, tidak berlebihan, sehingga masih bisa disantap dengan lauk lain. Mangkuk batu panas membuat nasi yang menempel menjadi keras berkerak, menciptakan tekstur ekstra yang cantik. Udang dan scallop-nya juicy dan succulent.

Porsinya cukup besar. Bahkan yang berukuran small pun cukup untuk empat orang. Top markotop! (Bondan Winarno)

Ming
Setiabudi One, lantai dasar, Jl. HR Rasuna Said kav. 62
Senayan City, lantai 3,


* detikfood
Lihat juga :  table8, sushi tei, burger

Tidak ada komentar:

Posting Komentar