Jakarta - Namanya mencerminkan menu utamanya. Oyster memang mengkhususkan pada hidangan dari tiram segar, sekalipun ada juga menu lainnya - mengingat tidak semua orang menyukai tiram. Nama restoran ini mengingatkan saya pada sebuah restoran di Casablanca, Maroko, bernama Ostrea - yang juga berarti oyster atau tiram.
Dalam budaya kuliner Barat, oyster dimakan mentah dengan saus cuka dan bawang merah. Banyak orang percaya bahwa tiram mentah bersifat afrodisiak, alias meningkatkan libido dan virilitas. Casanova, kabarnya, makan dua lusin tiram sebelum berasyik-masyuk dengan pasangan semalamnya. Di restoran, tiram memang biasanya dijual by the dozen. Bisa setengah lusin, bisa satu lusin.
Sama dengan sashimi maupun sushi yang memerlukan acquired taste – alias harus berlatih menyukainya - tiram mentah pun bukan untuk pemula. Di Twitter, misalnya, saya temukan di antara para followers saya ada yang suka tiram mentah, tetapi juga ada yang mengaku muntah-muntah setelah menyantapnya.
Tetapi, karena tingkat ke-maknyuss-an tiram justru ketika dimakan mentah, maka sebaiknya kita harus belajar mengapresiasinya dengan cara ini. Restoran-restoran yang khusus menyajikan tiram segar pastilah sudah tahu bagaimana mengimpor tiram istimewa dari berbagai pelosok dunia dalam keadaan segar. Di perjalanan, tiram tidak dibekukan, melainkan dijaga suhunya di sekitar 0 derajat agar tetap segar.
Di Oyster, rata-rata tiram segar dijual dengan harga Rp 50 ribu per biji. Topping-nya dapat dipilih salsa (tomat, daun ketumbar, dan bawang merah), atau dabu-dabu. Memang agak mahal, mengingat tiram masih harus diimpor dari tempat-tempat jauh yang lautnya masih bersih.
Jangan lewatkan salah satu dari tiga shooters yang ditawarkan Oyster, yaitu: Sea Devil (raw oyster, sea urchin, telur puyuh dalam saus ponzu, Rp 50 ribu), Neptune Delight (raw oyster, mozuku seaweed, Danish caviar, dalam saus ponzu, p 60 ribu), atau New Wave Makai (raw oyster, fresh herbs, tomato, plum, sake, Rp 50 ribu). Mak nyuss!
Bagi mereka yang belum bisa makan tiram segar, juga tersedia tiram dalam versi au gratin (dipanggang dengan krim atau keju). Ada juga dadar tiram yang meniru o chien model Hokkien. Sayangnya, dadar tiramnya - menurut saya - kebanyakan tapioka, sehingga telurnya kurang terasa. Tetapi, semua tiram au gratin-nya tidak mengecewakan.
Bagi mereka yang tidak suka tiram, tersedia foccacia tuna sandwich (Rp 45 ribu), roast lamb chop (Rp 185 ribu), grilled striploin wagyu grade +9 (Rp 250 ribu), dan berbagai hidangan lainnya. Tersedia pula berbagai macam pasta, karena tiram memang sangat cocok disantap dengan pasta yang mulus. (Bondan Winarno)
Oyster
Plaza Senayan lantai 5
Cinema XXI
Jalan Asia Afrika
Jakarta Selatan
* detikfood
Lihat juga : coffee bean, nelayan restoran,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar